PENULISAN KARANGAN
A. Pengertian
Mengarang dan Karangan
Mengarang
berarti ‘menyusun’ atau ‘merangkai’. Mengarang adalah pekerjaan
merangkai kata, kalimat, an alinea untuk menjabarkan dan atau mengulas topik
dan tema tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa karangan (bandingkan
dengan pekerjaan merangkai bunga dengan hasil akhir berupa rangkaian bunga).
Adapun pengertian karangan menurut
hemat penulis buku ini adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur
tentang suatu topik atau pokok bahasan.
B. Penggolongan
Karangan Berdasarkan Bobot Isinya
1. Karangan
Ilmiah, Semiilmiah, dan Nonilmiah
Berdasarkan bobot isinya, karangan dapat
dibagi atas tiga jenis, yaitu (1) karangan ilmiah, (2) karangan semiilmiah (3)
karangan nonilmiah atau tidak ilmiah. Contoh karangan ilmiah antara lain
makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong sebagai karangan semiilmiah
antara lain artikel, berita, editorial, feature,
laporan, opini, tip; dan yang tergolong sebagai karangan nonilmiah antara
lain anekdot, cerpen, dongeng, hikayat, naskah drama, novel, puisi. Perbedaan
karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah, yaitu:
Karakteristik
|
Karangan Ilmiah
|
Karangan Semiilmiah
|
Karangan Nonilmiah
|
Sumber à
Sifat à
Alur à
Bahasa à
Bentuk à
|
Pengamatan, faktual
Objektif
Sistematis, metodis
Denotatif, ragam baku, istilah khusus
Argumentasi, campuran
|
Pengamatan, faktual
Objektif+ subjektif
Sistematis, kronologis, kilas balik (flashback)
(denotatif+konotatif) semiformal
Eksposisi, persuasi, deskripsi, campuran
|
Nonfaktual (rekaan)
Subjektif
Bebas
Denotatif/ konotatif, semiformal/ informal/istilah
umum/daerah
Narasi, deskripsi, campuran
|
2. Ciri
Karangan Ilmiah dan Semiilmiah
Ciri karangan ilmiah minimal
ada tiga. Pertama, karangan ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil
penelitian (faktual objektif). Faktual objektif berarti faktanya sesuai dengan
objek yang diteliti. Kedua, karangan ilmiah bersifat metodis dan sistematis.
Artinya, teknik penulisannya menggunakan cara tertentu dengan langkah-langkah
teknis yang teratur (sistematis) dan terkontrol melalui proses
pengidentifikasian masalah, pembahasan (analisis), sampai penarikan simpulan.
Ketiga, bahasa ilmiah selalu menggunakan laras ilmiah. Laras ilmiah harus baku
dan formal.
Tata bentuk karangan
mencakup tiga bagian karangan, yaitu (1) halaman-halaman awal (preliminaries) yanag meliputi judul,
kata pengantar, aneka daftar (daftar isi, daftar tabel/bagan/lampiran); (2) isi
utama (main body) yang meliputi
pendahuluan, isi, penutup; dan (3) halaman-halaman akhir (reference metter) yang meliputi daftar pustaka, lampiran, indeks,
dan biodata penulis.
C. Penggolongan
Karangan Berdasarkan Cara Penyajiannya dan Tujuan Penulisannya
Berdasarkan
cara penyajian dan tujuan penulisannya, karangan dapat dibedakan atas enam
jenis, yaitu:
1. Karangan
Deskripsi
Deskripsi dipungut dari
bahasa Inggris description yang tentu
saja berhubungan dengan kata kerja to
describe (melukiskan dengan bahasa). Karangan deskripsi merupakan karangan
yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda sebagaimana adanya. Agar
isi karangan sesuai dengan tujuan penulisnya, diperlukan suatu pendekatan. Pendekatan
adalah cara penulis meneropong atau melihat sesuatu yang akan dituliskan. Ada
dua car pendekatan yang dimaksud, yaitu pendekatan realistis dan pendekatan
impresionistis.
a) Pendekatan
Realistis
Dalam pendekatan realistis
penulis dituntut memotret hal/benda subjektif mungkin sesuai dengan keadaan
yang dilihatnya.
b) Pendekatan
Impresionistis
Impresionistis adalah
pendekatan yang berusaha meng-gambarkan sesuatu secara subjektif sesuai dengan
impresi penulis.
2. Karangan
Narasi
Istilah narasi berasal dari narration = cerita. Karangan narasi
aalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan
tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau
yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu.
Dari segi sifatnya karangan
narasi apat dibedakan atas dua macam: (1) narasi ekspositoris/narasi faktual,
dan (2) narasi sugestif/narasi berplot. Narasi yang hanya bertujuan untuk
memberi informasi kepada pembaca agar pengetahuannya bertambah bisa disebut
narasi ekspositoris; sedangkan narasi yang mampu menyampaikan makna kepada
pembaca melalui daya khayal, disebut narasi sugestif.
3. Karangan
Eksposisi
Kata eksposisi yang dipungut
dari kata bahasa Inggris exposition sebenarnya
berasal dari kata bahasa Latin yang berarti ‘membuka atau memulai.’ Memang
karangan eksposisi merupakan wacana yang bertujuan untuk memberi tahu,
mengupas, menguraikan atau menerangkan sesuatu.
4. Karangan
Argumentasi
Tujuan utama karangan
argumentasi adalah untuk meyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil suatu
dokrin, sikap, dan tingkal laku tertentu. Syarat utama untuk menulis karangan
argumentasi adalah penulisnya harus terampil dan bernalar dan menyusun ide yang
logis. Karangan argumentasi memiliki ciri:
a. Mengemukakan
alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan tujuan mempengaruhi keyakinan
pembaca agar menyetujuinya.
b. Mengusahakan
pemecahan suatu masalah; dan
c. Mendiskusikan
suatu persoalan tanpa perlu mencapai satu penyelesaian.
5. Karangan
Persuasi
Dalam bahasa Inggris kata to persuade berarti ‘membujuk’ atau
‘meyakinkan.’ Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat pembaca
percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin
berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun perasaan
seseorang. Dari segi medan pemakaiannya, karangan persuaisi digolongkan menjadi
empat macam, yaitu:
a. Persuasi
Politik
Persuasi politik dipakai
dalam bidang politik oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang politik
dan kenegaraan.
b. Persuasi
Pendidikan
Persuasi pendidikan dipakai
oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang pendidikan dan digunakan untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
c. Persuasi
Advertensi/Iklan
Persuasi iklan dimanfaatkan
terutama dalam dunia usaha untuk memperkenalkan suatu barang atau bentuk jasa
tertentu. Persuasi iklan yang baik adalah yang mampu dan berhasil merangsang
konsumen ingin membeli barang yang ditawarkan.
d. Persuasi
Propaganda
Tujuan persuasi propaganda
tidak hanya berhenti pada penyebaran informasi. Lebih dari itu, dengan informasi
diharapkan pembaca atau pendengar mau berbuat sesuatu.
6. Karangan
Campuran
Selain merupakan karangan murni,
misalnya eksposisi atau persuasi, sering ditemukan karangan campuran atau
kombinasi. Isinya dapat merupakan gabungan eksposisi dengan deskripsi, atau
eksposisi dengan argumentasi.