Sabtu, 07 Mei 2016

TOPIK, TEMA, TESIS, DAN KERANGKA KARANGAN

  A.   Topik dan Judul
Topik berarti pokok pembicaraan, pokok pembahasan, pokok permasalahan, atau masalah yang di bicarakan. ‘Topik karangan adalah suatu hal yang akan di garap menjadi karangan.
Adapun judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau penjabaran dari topik. Jika dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan sudut pandang atau variabel yang akan di bahas.
Berdasarkan uraian di atas kini dapat diketahui persamaan dan perbedaan antara topim dan judul. Persamaannya yaitu dalam hal sama-sama dapat menjadi judul karangan. Sedangkan perbedaannya yaitu, topik adalah “payung besar” yang bersifat umum dan belum menggambarkan sudut pandang penulisnya, sedangkan judul lebih spesifik dan mengandung permasalahan yang lebih jelas atau lebih terarah dan sering telah menggambarkan sudut pandang penulisnya.
Untuk mempersempit pokok pembicaraan ada beberapa cara yang lazim dilakukan. Cara pertama adalah dengan memecah poko pembicaraan menjadi bagian-bagian yang makin kecil yang disebut subtopik. Cara kedua ialah dengan menulis pokok umum dan membuat daftar aspek khusus apa saja dan pokok itu secara berurutan ke bawah. Cara ketiga dapat dilakukan dengan mengajukan lima pertanyaan berikut mengenai pokok pembicaraan: apa, siapa, di mana, kapan, dan bagaimana.
Contoh berikut ini adalah hasil cara pertama dan cara kedua untuk mempersempit atau membatasi topik supaya lebih spesifik dari topik sebelumnya.
a)    Menurut tempat
b)    Menurut waktu/periode/zaman
c)    Menurut hubungan sebab-akibat
d)    Menurut pembagian bidang kehidupan manusia
e)    Menurut aspek khusus-umum/individual-kolektif
f)     Menurut objek material dan objek formal
    
  B.   Tema dan Tesis
Tema berarti pokok pemikiran, ide, atau gagasan tertentu yang akan dituangkan oleh penulis dan karangannya. Tema adalah sesuatu yang melatarbelakangi dan mendorong seseorang menuliskan karangannya.
Jika seseorang memikirkan sesuatu (tema) tentulah terkandung maksud, tujuan, atau sasaran tertentu yang ingin dicapainya. Maksud dan tujuan itu disebut tesis. Tesis adalah pernyataan singkat tentang maksud dan tujuan penulis.
Jika penulis merasa dalam kerangka karangannya cukup dengan merumuskan tesis, maka ia tidak perlu lagi merumuskan tema. Namun, jika dengan tesis terasa belum cukup, penulis perlu merumuskan tema secara eksplisit untuk memudahkan penyusunan bab dan subbab dalam karangannya nanti. Perhatikan contoh berikut ini:
Topik: Cara Mengemukakan Pendapat yang Efektif
Tesis: Mengemukakan pendapat haruslah secara logis dan sistematis dengan
menggunakan bahasa yang tepat.

  C.   Kerangka (Outline) Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah untuk mengatur hubungan antara gagasan-gagasan. Secara terinci kerangka karangan dapat membantu pengarang/penulis dalam hal-hal sebagai berikut (Keraf, 1998:195-196).
a)    Kerangka karangan akan mempermudah pengarang menuliskan karangannya dan dapat mencegah pengarang mengolah suatu ide sampai dua kali, serta mencegah pengarang keluar dari sasaran yang sudah ditetapkan.
b)    Kerangka karangan akan membantu pengarang mengatur atau menempatkan klimaks yang berbeda-beda di dalam karangannya.
c)    Bila kerangka karangan telah rapi tersusun, berarti separuh karangan sudah “selesai” karena semua ide sudah dikumpul, dirinci, dan diruntun dengan teratur. Pengarang tinggal menyusun kalimat-kalimatnya saja untuk “membunyikan” ide dan gagasannya.
d)    Kerangka karangan merupakan miniatur dan keseluruhan karangan. Melalui kerangka karangan, pembaca dapat melihat intisari ide serta struktur karangan secara menyeluruh.
1.    Bentuk Kerangka Karangan
Bentuk kerangka karangan ada dua macam, yaitu:
a.    Kerangka topik. Kerangka topik  terdiri atas kata, frasa, klausa, yang di tandai dengan kode yang sudah lazim untuk menyatakan hubungan antargagasan.
b.    Kerangka karangan. Kerangka karangan lebih bersifat resmi dan unsur-unsurnya tampil berupa kalimat lengkap. Kerangka kalimat banyak dipakai pada proses awal penyusunan outline. Jadi, kerangka dapat saja berbentuk gabungan kerangka kalimat dan kerangka topik.
Hubungan di antara gagasan yang di tunjukkan oleh kerangka dinyatakan dengan serangkaian kode berupa huruf dan angka. Agar karangan terstruktur rapi, pengarang harus membagi-bagi gagasan dan menempatkannya sedemikian rupa dalam bab dan subbab.
2.    Pola Penyusunan Kerangka Karangan
Ada dua pola terpenting yang lazim dipakai untuk menyusun kerangka karangan, yaitu:
a.  Pola Alamiah
Kerangka karangan yang berpola alamiah mengkikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Urutan bab dan subbab dalam kerangka berpola alamiah dapat dibagi dua, yaitu:
a)    Urutan Ruang
Urutan ruang dipakai untuk mendeskripsikan suatu tempat atau ruang, umpamanya kantor, gedung stadion, lokasi/wilayah tertentu.
b)    Urutan Waktu
Urutan waktu dipakai untuk menarasikan (menceritakan) kronologi peristiwa/kejadian, baik yang berdiri sendiri maupun yang merupakan rangkaian peristiwa. 
b.  Pola Logis
Pola logis memakai pendekatan berdasarkan cara berpikir manusia. Cara berpikir ada beberapa macam dan pendekatannya berbeda-beda bergantung sudut pandang dan tanggapan penulis terhadap topik yang akan ditulis. Adapun macam-macam urutan logis adalah klimaks-antiklimaks, sebab-akibat, pemecahan masalah, dan umum-khusus. 
Langkah-Langkah Menulis Karangan sebagai berikut:









 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar