Minggu, 10 April 2016

JAWABAN SOAL BAHASA INDONESIA BAB 4 DAN 5

SOAL LATIHAN DIKSI (BAB 4)

  1.    Forum komunikasi ilmiah merupakan ... perdebatan para intelektual
      (B) ajang

  2.    Angkatan udara menggempur ... pertahanan musuh.
      (D) basis

  3.    Sekalipun disiksa, pejuang sejati tidak mau ... kepada negerinya.
(A) berkhianat

  4.    Pergunakanlah timbangan yang sudah ada tanda ... nya.
(A) tera

  5.    Resapilah ... demi ... sajak itu.
(C) larik

  6.    Sebelum meninggal dunia, orang tuanya sudah ... sebidang tanah di depan rumah mereka untuk dijadikan masjid.
(C) mewakafkan

  7.    ... semester ini akan kugunakan untuk berkunjung ke rumah nenek.
(B) libur

  8.    Istilah yang tepat untuk ‘perdebatan tertulis melalui media mas (koran, majalah)’ adalah ...
(A) rubric
                                   
  9.    Istilah yang tepat untuk ‘air terjun yang rendah adalah ...
(D) jeram

  10.  Pak Ridwan sedang ... Bahasa Indonesia kepada muridnya.
     (D) mengajar

  11. Kita berharap pemilu kali ini berjalan dengan baik.
Untuk itulah kita perlu melakukan persiapan dengan matang.
(A) dengan baik-baik

  12. Rombongan tamu sudah datang; acara sudah boleh diawali.
(C) dimulai

  13. Akibat banjir Bengawan Solo, banyak rumah-rumah terendam.
Sungguh kasihan mereka.
(B) banyak rumah

  14. Akhir kata, saya mengucapkan selamat malam, dan sampai jumpa lagi.
(C) berjumpa

  15. Masing-masing peserta ujian diwajibkan menandatangani daftar hadir.
(B) wajib menandatangani

  16. Terima kasih atas partisipasi para hadirin. Sampai bertemu lagi di lain kesempatan.
(C) di lain waktu

 17. Berbagai kerja sama antar pemerintah dan swasta telah.
Sekarang, pengadaan listrik pun ada yang diserahkan ke pihak swasta.
      (B) kerjasama

  18. Dalam urusan cinta, bukan saya yang tidak mau tetapi dia yang tidak suka.
(C) melainkan

 19. Saya sangat senang menerima Anda. Terima kasih atas kunjungannya.
     (C) kehadirannya

  20. Dalam hal membaca kreatif tidak sekedar kegiatan menangkap makna bahan bacaan, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah
    (B) kegiatan membaca kreatif tidak sekedar menerapkan informasi yang tertuang ke dalam kehidupan sehari-hari.

  21. Penggunaan kata dalam kalimat berikut ini kurang tepat, kecuali ...
(A) para karyawan harus saling membantu dalam pekerjaan.

  22. Penggunaan di mana pada kalimat ini benar, kecuali ...
(B) Yogyakarta merupakan kota budaya di mana saya pernah tinggal.

  23. Penggunaan daripada benar dalam kalimat ...
     (D) hasil pekerjaannya lebih baik daripada pekerjaanmu.

  24. Penggunaan yang mana pada kalimat ini benar, kecuali ...
     (D) uang yang mana ia peroleh akan digunakannya untuk membeli buku.

  25. Kata-kata yang mubazir terdapat dalam kalimat ...
(A) pengusaha kaya rela membeli tanah dengan harga yang sangat mahal sekali.

  26. Pemakaina kata maka yang tepat terdapat dalam kalimat ...
(C) Dengan demikian, maka berakhirlah acara ini.

  27. Pendidikan tidak hanya diberikan di sekolah secara formal, tetapi juga secara praktis dan nyata di rumah-rumah.
Makna kata formal dalam kalimat di atas adalah ...
(B) secara resmi menurut aturan yang berlaku.

  28. Pemakaian kata berpasangan yang benar terdapat dalam kalimat ...
     (D) Antara anak dengan ayah pasti ada kesamaanya.

 29. Istilah take off dalam dunia penerbangan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi ...
     (B) lepas landas

  30. Slimming center diindonesiakan menjadi ...
     (B) pusat pelangsingan

SOAL LATIHAN KALIMAT (BAB 5)
  1. Tingkat risiko bank-bank yang bergerak dalam retail banking relatif lebih rendah. Subjek kalimat itu adalah ...
(C) bank-bank yang bergerak dalam retail banking
  2.    Prospek bisnis kartu kredit di Indonesia sangat baik.
Predikat kalimat di atas adalah ....
(D) sangat baik
  3.    Kalimat yangefektif di bawah ini adalah ...
(B) Hasil pertemuan itu harus segera dirumuskan
  4.    Contoh kalimat yang memiliki subjek yang jelas adalah ...
(D) Mensesneg menetapkan perusahaan jam kerja bagi karyawan.
  5.    Contoh kalimat yang memiliki predikat yang jelas adalah ...
(C) Beberapa perusahaan melanggar peraturan
  6. Inti kalimat Gubernur DKI Jakarta sudah memberi berbagai kelonggaran kepada peagang kaki lima di pinggir jalan atau tempat-tempat lain lima wilayah kota selama bulan puasa adalah ...
(A) Guberner DKI memberi kelonggaran kepada pedagang kaki lima.
  7.    Inti kalimat Dia akan pergi keluar negeri pada awal tahun ini adalah ...
(D) Dia pergi awal tahun ini.
  8.    Pola kalimat Engkau harus rajin adalah ...
(D) S - P
  9.    Kalimat Ari memasukkan uangnya kedalam tas berpola ...
(A) S – P – O - Ket
  10. Kalimat berikut ini yang berpola S – P – Pel adalah ...
(D) Wajahnya menyerupai adik saya
  11. Kalimat yang berpola S (KB) + P (KK) + O (KB) adalah ...
(D) Mereka menonton drama
 12. Pola kalimat Mangga arumanis mengeluarkan aroma yang sangat harum sama dengan pola kalimat ...
(A) Lahan-lahan yang kurang produktif dijadikan perkebunan mangga.
  13. Di antara kalimat tanya berikut, yang paling berpotensi dan mudah diubah menjadi kalimat berita adalah ...
(B) Siapa saja yang terpilih?
  14. Yang termasuk kalimat inversi adalah ...
(D) Ada tujuh syarat untuk menjadi PNS. 
  15. Struktur kalimat berikut yang tidak baik dan tidak benar adalah ...
(D) Dalam makalah ini membicarakan kenaikan harga mobil baru.
  16. Kalimat yang unsurnya koheren menurut kaidah bahasa adalah ...
(C) Meskipun belum mempunyai pengalaman, saya akan berusaha bekerja sebaik-baiknya.
  17. Kalimat mana yang bagus diksinya?
(D) Hasil penelitian telah membuktikan hal itu.
  18. Manakah diantara kalimat berikut ini yang paling efektif?
(A) Sidang umum telah berjalan lancar sesuai dengan kehendak rakyat.
  19. Manakah kalimat berikut yang tergolong efektif?
(C) Parkir di halaman toko swalayan yang ramai itu gratis.
  20. Kalimat yang paling tidak efektif adalah
(D) Hambatan yang ditemui ada kurangnya tenaga terampil.
 21. Kalimat Dalam rapat itu diputuska tiga hal pokok, yaitu per-baikan mutu produk, meningkatkan frekuensi iklan, dan pemasaran yang lebih gencar bukan kalimat yang baik jika dilihat dari segi ...
(D) Kehematan
  22. Kalimat yang paling efektif di bawah ini adalah ...
(D) Pengemudi diminta menaati marka jalan.
  23. Contoh kalimat tanpa kata-kata mubazir adalah ...
(C) Masalah-masalah sosial perlu didiskusikan sedini mungkin.
  24. Peraturan itu berlaku bagi seluruh mahasiswa tanpa ter kecuali.
Kejanggalan kalimat itu terjadi akibat penggunaan kata ...
(B) tanpa kecuali
  25. Kepada Bapak Rektor, waktu dan tempat kami persilakan untuk ...
Kalimat tersebut terasa rancu.
Cara perbaikannya:
(C) kata waktu dan tempat dihilangkan
  26. Kalimat Ketika saya berdoa, terdengar pintu diketuk. Memakai kata penghubung yang menyatakan ...
(D) hubungan waktu
  27. Contoh kalimat majemuk dengan struktur setara menggabungkan adalah ...
(B) Saya membeli buku itu dan menghadiahkannya untuk teman.
  28. Contoh kalimat majemuk bertingakat dengan anak kalimat pengganti keterangan waktu adalah ...
(B) Ibu sudah pergi mengajar ketika kami masih tidur.
  29. Kalimat Piere Curie dan Marie curie telah mengabdikan hidupnya untuk ilmu adalah kalimat majemuk setara yang menyatakan hubungan
(D) penjumlahan
  30. Kalimat di bawah ini yang tidak logis, kecuali ...
     (A) Karena senang menyanyi, suaranya merdu.

Sabtu, 09 April 2016

KALIMAT

KALIMAT

  A.   Pendahuluan
Kalimat adalah bagian ujaran/tulisan yang mempunyai struktur minimal (S) dan predikat (P), dan inonasi finalnya menunjuakkan bagian ujaran/tulisan itu sudah lengkap dengan makna (bernada berita, tanya atau perintah).

  B.   Unsur Kalimat
Unsur kalimat dalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa lama disebut jabatan kata dalam kalimat. Kini istilah itu diganti menjadi fungsi sintaktis kalimat, yakni subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (P), dan keterangan (K)
1.    Predikat
Predikat (P) adalah bagian dari kalimat yang fungsinya memberitahu tindakan/perbuatan apa yang dilakukan oleh subjek (S) yaitu sang pelaku/sosok/tokoh sentral dalam kalimat. P juga menyatakan sifat/ciri/keadaan S. Termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang status S dan jumlah sesuatu yang di miliki oleh S. Satuan bentuk pengisi P dapat berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau ajektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal.
2.    Subjek
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pelaku, tokoh, sosok, sesuatu hal, atau suatau masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Kaidah bahasa Indonesia mensyaratkan setiap kata, frasa, dan klausa pembentuk S harus merujuk pada benda (konkret atau abstrak).selain ciri tersebut, S dapat juga dikenali dengan cara bertanya kepada P memakai kata tanya siapa (yang)... atau apa (yang)... . kalau ada jawaban yang logis atas pertanyaan yang di ajukan, itulah S.
3.    Objek
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu dibelakang P yang menuntut wajib hadirnya O. Jika P diisi oleh verba instrasitif, O tidak perlukan.
4.    Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verba. Pel dan O mempunyai perbedaan yaitu pada jenis pengisinya. Selain diisi oleh nomina dan frasa nominal, Pel dapat pula diisi oleh ajektiva, frasa ajektival, frasa verbal, dan frasa preposisional.
5.    Keterangan
Yang dimaksud dengan keterangan (Ket) alam sebuah kalimat adalah bagian kalimat yang menerangkan seluruh kalimat. Ket dalam kalimat tidak hanya menerangkan P, tetapi juga menerangkan S, bahkan sekaligus juga menerangkan O (jika kalimatnya mempunyai O). Pengisi Ket dapat berupa adverbia, frasa nominal, frasa preposisional, atau klausa.
Berdasarkan maknanya terdapat bermacam-macam Ket dalam kalimat. Para ahli membagi Ket yang terpenting atas sembilan macam (Hasan Alwi dkk, 2003:366), yaitu: Ket. tempat, Ket. waktu, Ket. alat, Ket. tujuan, Ket. cara, Ket. peserta, Ket. similatif/kemiripan, Ket. sebab, dan Ket. Kesalingan.

  C.   Pola Kalimat Dasar
Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat, melainkan acuan atau patron untuk membuat berbagai tipe kalimat. Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe kalimat yang dapat dijadikan model pola kalimat dasar bahasa Indonesia.
1.    Kalimat Dasar Tipe S – P
Dalam kalimat bertipe S – P, predikatnya lazim diisi oleh verba transitif atau frasa verbal. Akan tetapi ada pula pengisi P berupa nomina, ajektiva, frasa nominal, dan frasa ajektival.
2.    Kalimat Dasar Tipe S – P – O
Predikat dalam kalimat bertipe S – P – O diisi oleh verba transitif yang memerlukan dua pendamping, yakni S (di sebelah kiri) dan O (di sebelah kanan). Jika salah satu pendamping itu tidak hadir, kalimatnya tidak gramatikal.
3.    Kalimat Dasar Tipe S – P – Pel
Kalimat tipe S – P – Pel mempunyai P yang memerlukan dua pendamping, yakni S (di sebelah kiri) dan Pel (di sebelah kanan).
4.    Kalimat Dasar Tipe S – P – Ket
Predikat kalimat bertipe S – P – Ket menghendaki dua pendamping yang berupa S (di sebelah kiri) dan Ket (di sebelah kanan).
5.    Kalimat Dasar Tipe S – P – O – Pel
Predikat kalimat bertipe S – P – O – Pel menuntut kehadiran tiga pendamping agar konstruksinya menjadi gramatikal. Pendamping yang dimaksud adalah S (di sebelah kiri), O dan Pel (di sebelah kanan).
6.    Kalimat Dasar Tipe S – P – O – Ket
Ada tiga tipe pendamping yang diperluakan oleh P dalam kalimat yang bertipe S – P – O – Ket, yakni S (di sebelah kiri), O dan Ket (di sebelah kanan).
Konsep pembentukan kalimat tidak hanya bertumpu pada kata, tetapi juga pada frasa dan klausa.

  D.   Jenis Kalimat
Kalimat dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan, jumlah klausa pembentuknya, bentuk/fungsi isinya, kelengkapan unsurnya, dan susunan subjek predikatnya.
1.  Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausanya
Berdasarkan jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:
a)    Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Hanya adasatu P di dalam kalimat tunggal. Berdasarkan jenis kata/frasa pengisi P-nya, kalimat tunggal dapat dipilih menjadi empat macam. Empat kalimat tunggal yang diberi label nominal, ajektival, verbal, numeral, yakni unsur yang menjadi P kalimat.
b)    Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dua atau lebih kalimat tunggal. Dalam kalimat majemuk tedapat lebih dari satu klausa.
a.    Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara mempunyai ciri (1) terbentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal, (2) kedudukan tiap kalimat sederajat. Konjungtor yang menghubungkan klausa kalimat majemuk setara, jumlahnya cukup banyak.

PENGHUBUNG KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK SETARA
Jenis Hubungan
Fungsi
Kata Penghubung
Penjumlahan
Menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, dan proses
Dan, serta, baik, maupun
Pertentangan
Menyatakan bahwa klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua
Tetapi, sedangkan, bukannya, melainkan
Pemilihan
Menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan
Atau,
perurutan
Menyatakan kejadian yang berurutan
Lalu, kemudian

b.    Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat berbeda dengan kalimat majemuk setara. Perbedaannya terletak pada derajat klausa pembentukannya yang tidak setara karena kalusa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Konjungtor kalimat majemuk bertingkat berbeda dengan konjungtor kalimat majemuk setara.

PENGHUBUNG ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT
Jenis Hubungan
Kata Penghubung

  • Waktu
Sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya, setelah, sambil, sehabis, sebelum, ketika, tatkala, hingga sampai
  • Syarat

Jika(lau), seandainya, andaikata, andaikan, asalkan, kalau, apabila, bilamana, manakala
  • Tujuan

Agar supaya, untuk, biar
  • Konsensif

Walau(pun), meski(pun), sekali(pun), biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun)
  • Pembandingan

seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, daripada, alih-alih, ibarat
  • Sebab/alasan

Sebab, karena
  • Akibat/hasil

Sehingga, sampai-sampai, maka
  • Cara/alat

Dengan, tanpa
  • Kemiripan

Seolah-olah, seakan-akan
  • Kenyataan

Padahal, nyatanya
  • Penjelasan/kelengkapan

bahwa

2.  Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan kategori sintaksisnya, dalam buku Tata Baku Bahasa Indonesia (2003:378), para ahli membedakan kalimat atas empat macam, yaitu:
a.    Kalimat Berita
Kalimat berita (deklaratif) adalah kalimat yang dipakai oleh penutur/penulis untuk memberitakan sesuatu. Variasi kalimat berita bersifat bebas, boleh inversi atau versi, aktif atau pasif, tunggal atau majemuk. Pada bahasa lisan kalimat ini berintonasi menurun dan pada bahasa tulis kalimatnya bertanda baca akhir titik.
b.    Kalimat Tanya
Kalimat tanya (interogatif) adalah kalimat yang dipakai oleh penutur/penulis untuk memperoleh informasi atau reaksi beruoa jawaban yang diharapkan dari mitra komunikasinya. Pada bahasa lisan kalimat ini berintonasi akhir naik dan pada bahasa tulis kalimatnya di akhiri dengan tangda tanya. Dalam kalimat tanya sering pula hadir kata tanya apa(kah), bagaimana, di mana, kapan, siapa, yang mana.
c.    Kalimat Perintah
Kalimat perintah (imperatif) dipakai jika penutur ingin menyuruh atau melarang orang berbuat sesuatu. Pada bahasa lisan kalimat perintah berorientasi akhir menurun dan pada bahasa tulis kalimat ini diakhiri dengan tanda seru atau tanda titik. Kalimat perintah dapat dipilah lagi menjadi kalimat perintah halus, kalimat perintah permohonan, kalimat perintah ajakan dan harapan, kalimat perintah larangan, dan kalimat perintah pembiaran.
d.    Kalimat Seru
Kalimat seru (ekslamatif) dipakai oleh penuur untuk mengungkapkan perasaan emosi yang kuat, termasuk kejadian yang tiba-tiba dan memerlukan reaksi spontan. Pada bahasa lisan kalimat ini berintonasi naik dan pada bahasa tulis ditandai dengan tanda seru atau tanda titik pada akhir kalimatnya.
3.  Kalimat Tidak Lengkap (Kalimat Minor)
Kalimat yang tidak ber-P atu ber-S disebut kalimat tidak lengkap atau kalimat minor. Lawannya, yaitu kalimat yang lengkap unsurnya, disebut kalimat mayor. Kalimat tak lengkap dapat muncul dalam petunjuk, slogan, ucapan/sapaan khas, dan grafiti.
4.  Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang P-nya mendahului S sehingga terbentuk pola P – S. Selain merupakan variasi dari pola S – P, ternyata kalimat inversi dapat memberi penekanan atau ketegasan makna tertentu.

  E.   Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menungkapkan maksud penutur/penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Untuk dapat mencapai keefektifan tersebut, kalimat efektif harus memenuhi paling tidak enam syarat, yaitu:
a.    Kesatuan
Sebuah kalimat dikatakan mempunyai kesatuan jika di dalamnya hanya terdapat satu ide pokok. Artinya, dalam setiap kalimat hanya ada satu maksud penulis/pembicara, dan maksud itu harus apat dikenali dan dipahami oleh pembaca/pendengar.
b.    Kepauan (Koherensi)
Koherensi akan tercipta jika terjadi hubungan padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk unsur pembentuk kalimat adalah kata, frasa, klausa, tanda baca, dan fungsi sintaktis (S-P-O-Pel-Ket).
c.    Keparalelan
Kalimat dikatakan mengandung keparalelan atau kesejajaran jika di dalam kalimat terdapat unsur-unsur yang sama derajatnya, sama jenis katanya, sama pola atau susunan kata dan frasanya.
d.    Ketepatan
Yang dimaksud dengan ketepatan adalah kesesuaian/kecocokan pemakaian unsur yang membentuk kalimat sehingga tercipta pengertian yang bulat dan pasti.
e.    Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan ialah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. Hemat disini berarti tidak mubazir kata-kata, tidak mengulang subjek, tidak menjamakkan kata yang memang sudah berbentuk jamak.
f.     Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan adalah arti kalimat harus masuk akal/sesuai dengan jalan pikiran manusia pada umumnya. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang sistematis (runtut/teratur dalam perhitungan angka dan penomoran).
   
  F.    Beberapa Kasus Kalimat Tidak Efektif
a.  Kasus Bagi yang Menitip Sepeda Motor
Salah satu kesalahan yang tergolong laten di kalangan pemakai awam adalah pemakaian kata depan bagi dalam kalimat yang bersifat informatif dan instruktif.
Selain kesalahan pemakaian kata bagi, dalam kalimat yang berisi imbauan kepada orang yang akan menitipkan sepeda motornya itu kesalahan fatal. Jika, yang harus dikunci sepeda motor, kalimatnya harus diperbaiki menjadi dua pilihan berikut.

  • Sepeda motor yang dititip harus dikunci
  •  Kuncilah sepeda motor yang dititip (di sini)
b.  Kasus Bagi Dosen yang Berhalangan Hadir ...
Kejanggalan dari kalimat ini disebabkan oleh danya kata yang mubazir pada wal kalimat, yaitu bagi. Kesalahan lain dalam kalimat bagi dosen yang berhalangan hadir harap diberitahukan ke sekretariat adalah pemakaian kata kerja pasif diberitahukan dalam predikatnya. Kalimat janggal yang seharusnya tidak boleh muncul di kampus-kampus itu dapat diperbaiki menjadi:

  • Dosen yang berhalangan hadir agar memberi tahu sekretariat.
  • Bila dosen berhalangan hadir, harap memberitahukannya kepada sekretariat.
c.   Kasus Saya Melihat Kelakuan Anak Itu Bingung ...
Kalimat Saya melihat kelakuan anak itu bingung terasa ambigu terutama jika dituliskan, sebab yang tersurat dalam kalimat itu bisa dua pihak yang bingung: saya atau anak itu. Jika yang dimaksudkan saya yang bingung, perbaikannya adalah di bawah ini.

  • Saya bingung melihat kelakuan anak itu.
Jika yang dimaksudkan si anak yang bingung, perbaikannya adalah berikut ini:

  • Saya melihat anak itu (sedang) kebingungan.
d.  Kasus Mereka Mengantar Iring-iringan Jenazah
Maksud dari kalimat Mereka Mengantar Iring-iringan Jenazah ke kuburan yaitu mereka mengantar pengiring jenazah kekuburan. Jadi, yang diantar oleh mereka adalah rombongan pengiring jenazah, bukan mengantar iring-iringan jenazah (banyak jenazah). Iring-iringan jenazah memang tidak selalu berarti banyak jenazah yang beriringan, tetapi dapat juga satu jenazah dengan banyak pengiring.
e.  Kasus Bebas Parkir
Mengapa bebas parkir diartikan boleh parkir, atau tidak bayar parkir. Hal itu terjadi karena salah nalar alias salah kaprah. Dalam bahasa Inggris dipakai frasa free parking. Free parking itulah yang diterjemahkan secara salah ke dalam bahasa Indonesia menjadi bebas parkir (memakai pola hukum DM, paahal bahasa Inggris memakai pola MD). Jadi, terjemahan yang benar untuk frasa free parking adalah parkir gratis, parkir tidak bayar atau parkir bebas.
f.    Kasus Tempat Pendaftaran Tinja
Penulis yakin, orang yang membaca petunjuk itu tahu bahwa di sana itulah tempat pendaftaran penyedotan tinja dari septic tank yang sudah terisi penuh di rumah-rumah atau di gedung-gedung. Namun, permasalahannya bukan sekedar tahu, melainkan bagaimana rasa tahu itu timbul. Permasalahan itu semua tidak akan timbul jika sejak awalnya tulisan pada papan petunjuk itu berbunyi Tempat Pendaftaran Penyedotan Tinja.